Pada Kamis, tgl 14 mei 2015, kami sekeluarga liburan pulang
kampung ke Payakumbuh – Sumatera Barat. Kami berangkat dengan pesawat Sriwijaya
menuju Padang pukul 8.20 pagi dan sampai di Bandara Minang kabau - Padang pukul
10 lewat.
Ity, di atas pesawat menuju Padang
Sehari sebelumnya, Rabu adalah jadwal saya cuci darah di RS
Hermina Bekasi. Dan untuk persiapan pulkam ini saya sudah minta ditambah
suntikan Fenover (Tambahan zat Fe), dan Centrovit (Tambahan Vit C dan multi
vitamin) untuk menjaga kebugaran selama liburan ini. Pengalaman drop saat liburan
ke Bali masih menghantui.
Tujuan pulang kampung ke Payakumbuh kali ini adalah untuk mengabarkan berita sakitnya saya. Tadinya rencana yang berangkat hanya istri sendirian. Tapi akhirnya karena ada kelapangan dana, akhirnya kami berangkat sekeluarga. Sempat juga terlintas untuk pulang saat lebaran, tapi mengingat kondisi sakit saya, rasanya tidak memungkinkan di suasana libur lebaran yang macet dan berdesak2desakan apalagi mencari jadwal cuci darah saat lebaran yang ramai, pasti repot sekali. Akhirnya kami putuskan berangkat sebelum puasa (Mei 2015).
Ity, asyik main HP di bandara
Setiba di bandara kami sudah dijemput oleh Da Yus, seorang
sahabat lama di Padang. Sekaligus beliau mencarikan mobil rental. Saat itu kami
pakai mobil Avanza 2012, seharga Rp 250.000/hari. Karena istri masih khawatir dengan
kondisi saya, kami minta adik istri/Eric dari Payakumbuh, untuk menjadi supir membawa mobil dari Padang
ke Payakumbuh.
Setelah
menurunkan Da Yus di Simpang GIA, kamipun melaju ke pusat kota dengan tujuan
nasi sup ayuk Des di Teplau (Pinggir laut). Nasi sup ini merupakan salah satu
alasan saya pulkam.
Nasi sup Tepi Laut - Padang dan istri yang sedang bersantap
Setelah makan nasi sup ( 2 piring !!), kamipun segera
meninggalkan kota Padang dan menuju kota Payakumbuh. Estimasi perjalanan Padang
– payakumbuh adalah 3 jam. Sebelumnya kami menjemput Eric terlebih dahulu di
stasiun Tabing.
Perjalanan Padang – Payakumbuh berjalan lancar, hanya saja
hujan sepanjang jalan. Kami sempat shalat Zhuhur di mesjid Kayu Tanam, saat
Eric mengatakan mengantuk, karena harus ronda malam tadi. Akhirnya dari Kayu
Tanam, sayalah yang menyetir mobil sampai ke Bukit Tinggi.
Di Bukit Tinggi kami
singgah terlebih dahulu ke RS Ahmad Mochtar. Karena saya sudah didaftarkan
teman/Ibu Imel untuk cuci darah pada sabtu nanti. Tujuan kami singgah adalah
untuk kepastian jadwal cuci darah. Setelah bertemu petugas HD, kamipun dapat
kepastian bahwa nama saya sudah didaftarkan oleh ibu Imel.
Dari RS Achmad Mochtar, kamipun segera menuju Payakumbuh di
tengah hujan yang cukup lebat.
Kami sampai di
Payakumbuh sekitar pukul 16.00 sore, singgah sebentar di rumah Eric untuk
mengambil payung sebelum menuju ke rumah istri yang berada di Balai Nan duo –
Koto Nan IV, Payakumbuh. Setiba di rumah kami langsung disambut kakek dan nenek
Prity. Malam itu kami makan masakan nenek yang lezat, berupa rendang ayam.
Pagi jumat,
setelah sarapan lontong pecal “Yanti” saya mendapat telp dari RS Achmad Mochtar
– B Tinggi, bahwa mesin HD mereka rusak, sehingga saya tidak bisa cuci darah di
sana. Namun oleh ibu Lela (PIC di HD RSAM), kami di rujuk ke RSUD Padang
Panjang. Suster Lela sendiri yang menelepon ke sejawatnya suster Sherly di RSUD Padang panjang. Tapi jadwal HD nya harus
siang ini juga.
Sehingga dengan terburu2 kamipun segera menuju Padang
panjang, mengingat jarak tempuh Payakumbuh – Pdg panjang, bisa mencapai 1,5 – 2
jam (tergantung kemacetan di B Tinggi). Di tengah perjalanan ibu Imel, sempat
telpon menanyakan kondisi saya, dan saya katakan sudah OTW ke Pdg Panjang.
Ini ruang HD RSUD Padang Panjang (Di Lantai 2)
Kami sampai di
RSUD Pdg Panjang sekitar pukul 11.00. Saya sempat pangling dengan lokasi,
karena ternyata RSUD Padang panjang ini baru dibangun. Setiba di RSUD, kami
langsung menuju ke ruang HD untuk mendapat jadwal konfirmasi.
Di depan ruang HD, pemandangan gunung dan sawah
Ruang HD RSUD Padang panjang terletak di belakang, di lantai
II gedung VIP. Gedungnya baru dan cukup bagus dengan pemandangan sawah dan
gunung Singgalang serta Merapi terlihat jelas. Di ruang HD sendiri hanya ada 4
buah mesin. Kami di sambut dengan ramah oleh suster Sherly dan mas Deni.
Sehubungan hari Jumat, saya shalat jumat dulu dan sempat makan siang nasi
bungkus beli di kantin RSUD.
Lorong menuju ruang HD yang resik dan bersih serta sejuk
Sekitar jam 14.00 HD dimulai. Walaupun tanpa AC, sepertinya
suasananya cukup sejuk. Yang agak berbeda di sini adalah : Adanya kursi khusus,
satu bed 1 kursi. Sementara biasanya di tempat HD penunggu hanya boleh menunggu
di luar. Secara pribadi, saya merasa dengan adanya penunggu di dekat kita akan
merasa lebih nyaman.
Hal lain yang cukup menarik adalah, dinding ruang HD memakai
wall paper dan sprei serta selimut yang berwarna PINK !! Cukup membuat hangat,
di tengah suasana dingin dan pemandangan indah di luar.
Saya selesai HD
sekitar pukul 18.15 lewat. Setelah shalat maghrib dan mengucapkan terima kasih,
kamipun balik pulang ke Payakumbuh. Karena perut sudah lapar, istri menyarankan
makan sate Mak Syukur terlebih dahulu, ternyata sudah kehabisan !! Sehingga
kamipun berpindah makan di sate Saiyo. Selesai makan, kami segera menuju
Payakumbuh dan sampai di rumah sekitar pukul 21.00 malam. Di rumah nenek Prity
sudah masak makan favourite, yaitu gulai ciput. Sehingga kamipun makan malam
sekali lagi, sebelum akhirnya beristirahat.
Pagi, sabtu 16
Mei 2015 kami merencanakan untuk piknik ke Lembah Harau dan Jembatan Kelok
sembilan.
Petunjuk arah ke Harau, serta pemandangan bukit2 di Harau
Setelah sarapan pagi nasi goreng nenek yang tiada duanya (saya bisa
tambah sampai 3 kali) Kami berangkat 2 mobil, keluarga Eric dan keluarga kami +
kakek Nenek. Sekitar pukul 10.00 kami sudah berangkat dari rumah menuju Lembah
harau. Kami sampai di harau sekitar jam 11.00. Di Harau kami istirahat sambil
menonton anak2 mandi2 di bawah air terjun.
Pemandian dan air terjun (Sarasah) Harau
Setelah makan snack + minum teh manis panas serta foto2,
sekitar pukul 01.00 siang kamipun meninggalkan Harau.
Menjelang pintu keluar sempat terjadi kemacetan, karena sehubungan hari libur (Isra Mi’raj), juga baru lulus lulusan UAN anak SMU, sehingga pengunjung membludak. Untung kami datangnya agak pagian.
Ity dan kakek serta Nenek Payakumbuh
Menjelang pintu keluar sempat terjadi kemacetan, karena sehubungan hari libur (Isra Mi’raj), juga baru lulus lulusan UAN anak SMU, sehingga pengunjung membludak. Untung kami datangnya agak pagian.
Our Big Family (Aku berkaus hitam, paling belakang)
Ity, makan kerupuk mie khas Harau
Berikut penampakan kerupuk Mie Harau
Ity dan sepupu-sepupu nya
Dari Harau kami
sempat shalat dulu di Lubuk bangku, sebelum akhirnya menuju jembatan kelok
sembilan. Jembatan kelok sembilan dulunya merupakan jalan berkelok (9 kelokan
tajam) yang terjal dan berbahaya, sehingga akhirnya sekarang dibuatkan jembatan
yang luar biasa besar dan tinggi, seperti jalan/jembatan di luar negeri.
K-9, alias kelok sembilan : Pekan Baru - Payakumbuh
Dari jembatan kelok sembilan kami mencari2 tempat makan,
tapi karena hari hujan rintik2, tidak ada tempat yang cocok. Setelah melewati jembatan
kelok sembilan akhirnya kami menemukan sebuah warung yang tutup, tempat yang
ideal untuk makan siang bersama.
Ity di kelok sembilan
Kamipun makan
siang di warung tersebut. Menggelar tikar dan membuka makanan yang dibawa
beramai2 dari rumah. Makan siang bersama saat itu benar2 terasa nikmat.....
Gulai ciput, rendang, teri, kerupuk rubik dan ayam serta ikan goreng benar2
lezat ditengah suasan dingin dan kebersamaan.
Suasana makan bersama di pinggir jalan
Selesai makan siang, kamipun kembali menuju jembatan kelok
9, untuk melakukan foto sesion. Berikut foto2 kami di jembatan kelok 9 :
Dari jembatan
kelok 9, Eric dan keluarga besarnya kembali ke kota Payakumbuh, sedangkan kami
langsung menuju ke Mudik. Mudik merupakan kampung mertua lelaki saya, jaraknya
+/- 1 jam dari kota Payakumbuh. Sore itu kami menuju mudik, karena ada salah satu
kerabat yang pesta kawinan.
Setelah shalat Zhuhur di rumah gadang Talago – Mudik,
kamipun menuju pesta kawinan. Disini kami hanya sebentar saja, dan langsung
balik ke Payakumbuh. Sebelumnya sempat singgah dulu untuk makan sate
dangung-dangung yang terkenal lezat.
Sampai di rumah malam hari, kamipun langsung istirahat dan
bersiap2 untuk menuju Padang keesokan harinya.
Minggu, 17 Mei
2015 pukul 11.00 kami bersiap untuk
menuju kota Padang. Kami merencanakan tidur satu malam di kota Padang sebelum
balik ke Jakarta pada seninnya.
Dengan mobil rental, saya menyetir dan nenek Prity juga ikut
ke Padang. Sementara kakek harus tinggal untuk menjaga kebun coklat, karena
saat itu banyak pencurian.
Di Padang panjang kami singgah di restoran Air Badarun untuk
makan siang. Restoran ini cukup ramai, dan yang khas adalah gulai jariangnya
yang khas dan sama sekali tidak berbau !! Selesai makan kami melanjutkan
perjalanan dan sempat singgah di air terjun Lembah Anai, untuk Prity berfoto2
ria. Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke kota Padang.
Sate Saiyo - padang panjang
Setelah mengantar nenek ke rumah kami yang di Pasir Putih –
Tabing, kami lanjut menuju hotel Mercure
Padang. Malam itu kami istirahat di hotel mercure. Paginya sarapan nasi sup
teplau dan beli oleh2. Kemudian kami menuju rumah di Kuranji – by pass dan
diakhiri makan siang dengan gulai kambing muslim.
Selesai makan, kami langsung menuju rumah Pasir putih untuk
menjemput nenek yang akan mengantarkan kami ke Bandara. Akhirnya sekitar pukul
16.00 sore, sampailah kami di Bandara Minangkabau untuk menuju Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar