Kamis, 30 April 2015

HEMODIALISA


HEMODIALISA ATAU CUCI DARAH PUNYA CERITA


Bagaimana jika anda di vonis harus cuci darah ??

     Berikut kisah ku, serta tahap2 yang terjadi sampai aku stabil melakukan cuci darah. Tujuannya hanya untuk berbagi dan agar dapat menjadi guidence. Apa yang saya tulis belum tentu benar, hanya berdasarkan pengalaman pribadi, jadi diharapkan kebijakan dari pembaca :

1.       TAHAP KAGET
 
     Saat pertama saya mendengar bahwa saya di vonis gagal ginjal, dunia terasa gelap dan runtuh. Ini terjadi saat pertama dokter menjatuhkan vonisnya.
     Saya di vonis gagal ginjal pada 6 Januari 2015. Vonis tersebut dijatuhkan oleh prof dr Suharjono, dokter urologi dan penyakit dalam dari RS Carolus - Salemba, tempat saya biasanya melakukan general chek up.
Vonis dijatuhkan setelah hasil lab saya menunjukkan ureum : 110 (Normalnya <10) dan Kreatinin : 10 (Normalnya < 2). Padahal pada saat itu kondisi tubuh saya tidak ada menderita sakit apapun / tidak sakit (drop). Hanya saja sering merasa gatal2 dan rasa mual di pagi hari.

     Karena mengalami gagal ginjal  tahap 5 (CKD Stage V), saya dianjurkan untuk segera cuci darah !! Menurut info dari dokter, gagal ginjal ini terbagi menjadi 2, yaitu :

1) GGA (Gagal ginjal akut), dimana masih bisa disembuhkan dan untuk kasus saya, yang terjadi adalah

2) GGK (Gagal Ginjal Kronis)/CKD (Chronic  Kidney Deases). Penyebabnya adalah  : penyakit Diabetes dan Hypertensi. Dimana cuci darah harus dilakukan seumur hidup !!!

Jika sudah di vonis gagal ginjal, tindakan terbaik :
1.       Transplantasi Ginjal

    Merupakan pilihan terbaik, hanya saja di Indonesia belum ada regulasi mengenai donor organ ini. Selain biaya transplantasi yang cukup besar 400 – 500 juta rupiah.

2.       Hemodialisa/Cuci darah

   Cuci darah, merupakan tindakan yang dilakukan di RS/klinik yang mempunyai mesin HD. Biasanya Cuci darah dilakukan seminggu 2 kali. Dilakukan selama 4 jam.
Darah dikeluarkan dari tubuh, kemudian dicuci di dalam alat yang namanya Dializer (Dialezer bisa diganti2 dan masing2 pasien dializernya sendiri2).
 
3.       CAPD
 
    Cuci perut, yang dapat dilakukan secara mandiri, dilakukan setiap 4 jam sekali dalam 24 jam.
 

2.       TAHAP TIDAK BISA TERIMA KENYATAAAN
 
     Sepulang dari RS, sepanjang hari yang ada adalah rasa tidak terima, bercampur rasa bersalah sekaligus menyalahkan apapun.  Yang terpikirkan saat itu adalah :
·         Biaya yang harus dikeluarkan (sekali cuci darah +/- 1 juta x 2 x 4 = Rp 8 juta /bulannya)

·         Pekerjaan yang tebengkalai (seminggu harus 2 kali cuci darah)

·         Pernyataan dokter, bahwa di USA penderita GGK yang mampu bertahan hidup dalam 5 tahun adalah 20%.... Hmmmm....
 

3.       TAHAP SUPPORT KELUARGA TERDEKAT

     Hal terberat yang harus saya lakukan adalah, menyampaikan informasi ini kepada keluarga terdekat /istri. Mulanya saya hanya menginformasikan vonis ini kepada istri dan berniat menyembunyikan dari orang lain, bahkan dari putri kami satu2nya. Tapi setelah berdiskusi panjang dengan istri yang terus memberikan support, akhirnya saya sepakat membuka diri dan mau menginformasikan penyakit saya ke keluarga dan orang lain. Istri memberi masukan, jika orang lain tahu bukan berarti kita minta dikasihani, tapi kita mengharapkan doa dari orang2 tersebut.
Dan memang terbukti setelah membuka diri, banyak informasi dan kemudahan yang saya dapatkan dalam menjalani Cuci darah ini.
Dukungan keluarga (Istri dan anak) serta keluarga dekat (orang tua, saudara) sangat membantu kita disaat2 down.

      Tidak terima dengan vonis prof Suharjono, keesokan harinya saya kembali konsul dengan dr JC Prihadi, dokter ahli ginjal di RS yang sama (RS Carolus). Dan vonisnya tetap sama, harus cuci darah !! Akhirnya berita saya sakit, sampai juga ke seluruh keluarga besar, dan akhirnya oleh keluarga saya disarankan untuk mencoba ke dr Urologi Nur Rasyid di RS Asri – Mampang.
     Oleh dr Nur Rasyid dilakukan Nefrostomi, yaitu dilakukan operasi dengan bius lokal, membuat lubang langsung dari ginjal ke permukaan kulit/pinggang. Kemudian dipasang ginjal dan kateter. Tujuannya untuk melihat fungsi ginjal kiri, apakah masih dapat normal atau tidak.
Tapi setelah dilakukan Nefrostomi pun vonisnya tetap sama, yaitu harus cuci darah. Padahal biaya RS dan Nefrostomi di RS Asri sudah menghabiskan biaya +/- 17 juta.

4.       TAHAP MENERIMA KENYATAAN

     Sepulang dari RS Asri, oleh adik perempuan, saya dan keluarga  didaftarkan BPJS sekaligus dicarikan info tentang cuci darah. Pada saat ini belum ada bayangan bagaimana dan dimana akan dilakukan cuci darah. Hanya seluruh keluarga memberikan support, bahwa HD bukan akhir segalanya. Saya masih bisa melakukan aktifitas normal, hanya harus treatment seminggu 2 kali. Itu saja !! 
Saat itu saya dan istri berjanji bahwa seluruh kehidupan kami akan tetap sama, hanya saja saya seminggu 2 kali harus treatment. Kami akan tetap liburan, akan tetap nonton, akan tetap makan di restoran, dll.... tidak ada yang berubah !! Mungkin sedikit berkurang saja....

5.       TAHAP TERGODA UNTUK MENCARI PENGOBATAN ALTERNATIF

     Setelah dapat menerima kenyataan bahwa memang harus dilakukan cuci darah, banyak sekali masukan dari keluarga,  saudara dan teman2 maupun internet  untuk mencoba berbagai pengobatan maupun obat2 alternatif.  Segala macam obat diinfokan dapat menyembuhkan penyakit ginjal, dan berbagai macam teraphy, mulai therapy listrik, apukuntur, shinshe dll ditawarkan dengan iming2 sudah pernah ada yang sembuh ....!!!
Hanya saja saat itu, saya dan istri sudah sepakat untuk fokus dan memprioritaskan pengobatan dokter dan Cuci darah.
6.       TAHAP MENCARI JADWAL CUCI DARAH DI RS

     Mencari jadwal untuk cuci darah ternyata tidak mudah, mengingat RS yang punya mesin HD terbatas sementara umumnya sudah punya pasien tetap (seumur hidup). Jadi harus menentukan tempat yang tepat. Menurut saya yang terbaik adalah yang terdekat dengan rumah/domisili kita. Saran lain adalah, karena pasien HD yang cukup banyak dan ngantri sebaiknya jangan pilih2 jadwal hari terlebih dahulu. Yang terpenting adalah mendapat jadwal HD di RS yang kita inginkan.
     Atas informasi yang dikumpulkan adik perempuan saya, kamipun mulai mengurus fasilitas BPJS. Karena Cuci darah ditanggung BPJS. Tidak terbayangkan olehku biaya cuci darah +/- Rp 1 juta sekali cuci darah x 2 kali seminggu = Rp 8 juta sebulan. Habis gaji sebulan !!
Sesuai prosedur, mula2 kami mendaftar ke faskes 1 yaitu klinik Deka (Jl Kali Malang), oleh dokter klinik Deka  dirujuk ke RS Swasta kelas 3, yaitu RS Bhakti Kartini - Bekasi. Saat itu kami sebenarnya menginginkan rujukan langsung ke RS Hermina Bekasi, tapi tidak dapat dilakukan karena faskes 1 hanya dapat memberi rujukan ke RSUD atau RS Swasta kelas 3. Sementara RS Hermina Bekasi adalah RS Swasta kelas 2.
Di RS Bhakti Kartini Bekasi, mula2 kami dirujuk ke dr Urologi/Nefrostomi (dr Bagus), kemudian akhirnya dirujuk ke dr Peny Dalam (dr Etty). Dr penyakit dalam inilah yang menentukan jadwal Hemodialisa kita. Untuk mendaftar Hemodialisa di RS Bhakti Kartini harus tes lab dulu untuk menyatakan bebas dari penyakit menular (Hepatisis, AIDS dan). Dan biaya tes lab tidak ditanggung BPJS (+/- 300 ribu).
Ternyata setelah mendaftar di Hemodialisa RS Bhakti Kartini sudah penuh. Akhirnya dr Etty menanyakan kami ingin dirujuk ke mana ??  Kamipun menyebutkan RS Hermina Bekasi.
      Berbekal surat rujukan, kami mengurus kembali berkas ke Lt 3 BPJS Bekasi. Kemudian menuju ke RS Hermina Bekasi untuk mendaftar.

Di RS Hermina Bekasi dijadwalkan/dirujuk ke dokter penykit dalam, dr Linda. Setelah melihat riwayat penyakit oleh dr Linda diputuskan untuk segera dilakukan cuci darah/Hemodialisa (HD).

7.       TAHAP PEMASANGAN CDL (CATHETER DOUBLE LUMEN)
 
     Oleh dr Linda diberikan pengantar untuk operasi CDL. Pada tgl 28 Jan 2015 sayapun masuk ruang IGD dan dilakukan operasi dengan bius lokal untuk pemasangan selang CDL. CDL adalah (Catheter Double Lumen), yaitu selang akses yang ditanam di leher untuk keluar masuknya darah saat HD. CDL hanya dapat bertahan 2-3 bulan, dan nantinya akan dapat tersumbat sendiri.  Untuk selanjutnya harus dilakukan operasi Cimino (biasanya 1-2 minggu setelah pemasangan CDL), dan setelah CDL di lepas, akses dapat dilakukan melalui Cimino (di lengan) Rawat inap pada tgl 29 Jan 2015 dan Jumat, 30 Jan 2015 saya melakukan HD Perdana di RS Hermina Bekasi.

8.       TAHAP HEMODIALISA (CUCI DARAH)
 
     Pada tahap inilah kita berkenalan dengan komunitas/keluarga baru. Keluarga baru kita adalah : sesama pasien, keluarga pasien dan dokter/suster perawat HD. Rasa senasib sepenanggungan membuat sesama pasien HD menjadi cukup dekat.
     Karena saya HD di RS Hermina Bekasi, maka sayapun mendapat keluarga baru di lingkungan HD RS Hermina Bekasi. Ruang HD Hermina Bekasi cukup resik, nyaman dan bersih. Terletak di lantai 4 rawat inap (Sekarang HD 1).
     Ada +/- 10 mesin HD merk Belco di ruangan HD 1. Penanggung jawab adalah dr Linda dengan kepala ruangan dr Maruli, dokter muda berdarah batak yang ramah dan rajin serta berdedikasi tingggi. Juga ada dr Budi, pak dokter muda bertubuh gemuk tapi baik hati. Perawat ruangan dikepalai oleh suster Kristin, serta ada suster senior : suster Donna dan suster Eko, juga ada suster2 yang manis : suster Ariyani dan suster Mimin, dll.  Serta mbak Dewi bagian kebersihan.
     Untuk jadwal HD (karena harus 2 kali seminggu), saya minta hari Rabu dan Sabtu (Siang sampai sore). Alasannya karena Sabtu kantor libur, sehingga jadwal HD hanya terpakai 1 hari kerja (rabu), karena hari Sabtu libur saya tidak usah khawatir terganggu jam kerja.
 Jadi jadwal yang selalu sama dengan saya ada beberapa pasien HD, al : Bp Arya, Ibu Iroh, Pak Tarmono, pak Muryadi, dll

Pada tahap mulai HD ini biasanya akan timbul beberapa pertanyaan  yang umum, saya coba memberi jawaban berdasarkan pengalaman saya yang cetek ini. Bisa jadi jawabannya kurang benar, tapi saya harapkan bisa dijadikan pedoman.
Biasanya banyak berbagai informasi yang kita terima sehingga membuat bingung, menurut saya yang paling baik urutannya adalah : 1) Percaya pada Dokter/perawat , 2) Percaya pada informasi di internet, 3) Percaya pada informasi teman :

a.       Apakah saat HD boleh tidur ?
Jawab : Ya, pada saat HD justru dianjurkan relax dan istirahat/ tidur.
 
b.      Apakah saat HD boleh makan ?
Jawab : Menurut saya, pada masing2 orang berbeda2. Bagi saya pribadi tidak ada masalah untuk makan ringan atau makan berat saat HD.
 
c.       Makanan apa saja yang boleh dan tidak bagi pasien HD ?
Jawab :  Menurut saya, intinya boleh makan apa saja, sepanjang :  1) Tidak berlebihan,  2) Tidak menambah berat beban penyakit yang ada (Contoh : penderita GGK Diabetes, tetap harus membatasi gulanya). Yang terpenting adalah : makan yang ber gizi tinggi, bukan porsinya banyak !!

Yang sering terjadi adalah, pasien GGK umumnya sulit makan. Diakibatkan kondisi fisik yang menurun ataupun akibat ureum yang menumpuk. Sehingga dianjurkan selalu menjaga kestabilan nafsu makannya.

Sesuai informasi yang diberikan oleh dokter saya, pasien GGK sebaiknya tidak makan buah, karena buah mengandung Kalium cukup tinggi. Sementara Kalium bagi penderita GGK akan menumpuk yang dapat mengakibatkan masalah bagi  jantung !!  buah yang boleh di makan hanyalah Pepaya, karena pepaya walaupun tetap mengandung Kalium namun katanya paling mudah larut.

Dari situs HGM yang saya baca, sebaiknya pasien GGK menghindari buah belimbing karena buah belimbing mengandung racun yang berbahaya bagi penderita GGK, walaupun aman bagi manusia sehat. Beberapa teman di situs HGM menganjurkan makan buah yang bervariasi tidak dilarang !! Selama kadar Kalium tubuh (dari hasil Lab) normal.
 
d.      Berapa lama dilakukan HD ?
Jawab : HD dilakukan seminggu 2 kali. Setiap kali HD dilakukan selama 4 jam. Standard nya sebenarnya 5 jam (HD mandiri), tapi HD dengan biaya BPJS hanya dilakukan 4 jam. Sebenarnya semakin lama HD semakin baik/racun semakin tercuci bersih.

e.      Apakah aman pemakaian reuse Dializer ? Untuk berapa kali pemakaian ?
Jawab : Ya Aman, selama hanya dipakai untuk 1 dializer untuk 1 orang yang sama. Pada HD mandiri biasanya Dializer hanya sekali pakai. Tetapi pada HD dengan Biaya BPJS reuse dilakukan setelah 5 – 6 kali pemakaian. Yang perlu diperhatikan adalah harus dilakukan primming (pembersihan) yang baik pada dializernya.

f.        Apakah pasien HD minumnya dibatasi ??
Jawab : Ya, pasien yang sudah divonis GGK WAJIB mengontrol minum. Dalam 24 jam yang dianjurkan adalah +/- 750 ml. Kelebihan minum dapat mengakibatkan edema, yaitu penumpukan cairan di tubuh yang mengakibatkan pembengkakan pada organ tubuh dan lebih parahnya dapat mengakibatkan sesak nafas akibat terendamnya paru2.

g.       Kenapa saat HD sering drop /menggigil ?
Jawab : Banyak sebab pasien sering drop/menggigil saat HD. Pengalaman saya, saat masih pakai CDL sering menggigil. Antisipasinya : berikan obat Dexa Metason sebelum HD. Jangan khawatir, semakin lama, tubuh kita akan semakin tahan/resisten terhadap menggigil ini.
Sejak memakai akses Cimino saya sudah tidak pernah mengalami menggigil lagi (Dulu sewaktu masih akses CDL sering sekali menggigil).

Sedangkan untuk drop, biasanya karena tensi yang  terjun bebas. Kita harus tanggap dengan tanda2nya. Jika saat HD tubuh terasa aneh, gelisah, kesel, mata gelap, segera info ke perawat. Biasanya mesin HD akan dimatikan sementara, kita diberi gula instan.Untuk antisipasi, saya biasanya selalu menyiapkan permen manis saat HD.

h.      Hal-hal apalagi yang perlu diperhatikan saat menjadi pasien HD ?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : Hindari kandungan makanan yang berbahaya bagi pasien HD, yaitu yang mengandung KALIUM (Jantung berdebar) dan FOSFOR (Gatal2). Selain itu per 3 bulan sebaiknya memeriksa lab untuk chek Hb (normal > 10), Ureum (normal 15-38) dan Kreatinin(Normal < 1,4).

i.         Apakah pasien GGK boleh melakukan pengobatan Alternatif ??
Jawab : Menurut saya boleh2 saja kita berikhtiar untuk kesembuhan. Tapi yang harus diingat, jangan sampai bolos atau tidak melakukan HD/Cuci darah !! 

j.        Apakah Pasien GGK bisa hidup normal ??
Jawab : Pengalaman pribadi saya, secara umum bisa saja pasien GGK kelihatan normal. Tapi kenyataannya sejak di vonis GGK stamina cepat sekali capek.
Secara emosi juga lebih labil, bukan karena dibuat2, ini terjadi karena kondisi tubuh pasien HD yang gampang lemes, capek dan sering tidak karuan. Sehingga respon sering acuh tak acuh.

Selain itu mungkin juga karena hormon yang tidak stabil. Logikanya ada sedikit saja benda asing di tubuh kita pasti tubuh akan bereaksi. Apalagi pada HD, yang seluruh darah di tubuh di cuci, berarti ada zat2/hormon kita yang terbuang. Juga ginjal yang tidak berfungsi normal sehingga racun menumpuk, inilah yang mebuat pasien HD sering uring2 an.

Selain itu, pasien HD juga gampang sekali Drop, hanya oleh berbagai sebab sepele.

k.       Apakah pasien GGK bisa sembuh ???
Jawab :  Sepengetahuan saya, jawabnya adalah TIDAK.  Kecuali jika dilakukan transplantasi.
Sehingga, harus siap dan disiplin untuk cuci darah seumur hidup.

9.       TAHAP CIMINO
 

      Sebulan setelah pemasangan CDL saya melakukan operasi Cimino/AV Shunt  oleh dr Ruchika (dr bedah vasculer RS Hermina) pada 20 Feb 2015.
Operasi cimino adalah menyambungkan pembuluh darah arteri dengan vena. Jika pada CDL digunakan selang (Catheter), pada Cimino, yang disambungkan adalah pembuluh darah kita sendiri, sehingga membutuhkan waktu 6-8 minggu untuk dapat dipergunakan.

Operasi Cimino ini menurut ku lumayan menyakitkan. Apalagi pada diriku, operasi tahap 1 dilakukan selama 4 jam dengan membuat 2 sayatan. Sayatan pertama di pergelangan tangan kiri gagal, sehingga harus dilakukan sayatan kedua di lipatan siku kiri (yang ternyata nantinya juga gagal). Seminggu kemudian kembali dilakukan operasi tahap 2, dengan melakukan sayatan di lipatan siku kanan. Syukur Alhamdulillah, operasi Cimino yang ke dua ini sukses !!
Indikasi keberhasilan operasi cimino adalah jika pada sayatan operasi dapat terasa denyutan/desiran yang kencang. Untuk menunjang keberhasilan (disebut kematangan) cimino kita harus rajin berlatih menggenggam bola tennis/bola kasti yang telah dibelah dua. 
     Setelah 2 bulan melakukan HD dengan terpaksa dan menjalani seperti robot, barulah terbuka fikiran untuk mengamati apa sebenarnya HD itu. Apa fungsi HD ? Apa yang terjadi jika tidak HD ? Apa pantangan selama HD dan lain2. Saya mulai aktif monitor  di situs face book HGM (Hidup Ginjal Muda), yaitu situs yang membahas masalah2 seputaran Gagal Ginjal. Banyak sekali informasi baru dan berguna yang saya dapatkan dari HGM ini.
     Dua bulan setelah HD pertama, tepatnya pada awal April 2015, saya dan keluarga memberanikan diri untuk melakukan traveling ke pulau dewata Bali. Saya tetap melakukan HD Traveling (BPJS) di RSUD Badung. Sepulang dari Bali, kondisi  saya langsung drop akibat kecapekan. HB saya turun dari 10  menjadi 8, sampai akhirnya menjadi 6,5 dan kehilangan nafsu makan, sehingga harus dilakukan transfusi darah.  Saya rawat inap selama 1 minggu di RS Hermina Bekasi.

     Setelah sembuh, saya semakin banyak mencari tahu segala seluk beluk tentang HD ini. Tujuannya tak lain agar semakin mandiri, mengetahui kelemahan diri sendiri dan antisipasi agar tidak drop lagi.... Semoga tulisan ini dapat berguna bagi sesama.....


Note :
Untuk menambah pengetahuan, tulisan saya yang lain tentang GGK dapat dibaca di Blog ini, pada :
1. Cuci Darah dengan BPJS (Mei 2015)
2. Serba Serbi GGK (Juni 2015)
3. Setahun Pasien GGK (September 2015)

JALAN - JALAN KE SUMATERA UTARA Bag 2

LIBURAN KE DANAU TOBA


     Berikut adalah sambungan kisah perjalanan liburan keluarga kami ke Sumatera Utara. Jika tiga hari pertama dihabiskan di kota kelahiran Pematang Siantar. Untuk trip berikutnya kami berencana mengeksplore danau Toba, dengan jadwal :
1. Sehari di kota Parapat --> Untuk melihat danau danau Toba dari dekat
2. Hari ke 2 di Pulau Samosir --> Untuk merasakan suasana Danau Toba dari sisi Pulau Samosir
3. Hari ke 3 Di Simalem Merek --> Untuk melihat Danau Toba dari atas/ketinggian
4. Hari terakhir di kota Medan

     Sesuai kebiasaan saya, saya selalu menyiapkan Eterniety perjalanan. Dan berikut perbandingan Eterniety yang sudah disusun vs realisasinya :

23-Des-14 Selasa       4  06.00 - 08.00  Pagi2 Menuju Parapat - Danau Toba 
 09.00 - 11.00  Main dan jalan2 di pinggir danau - Parapat (Berenang, tangkap udang, foto2) 
 11.30  Chek in di hotel : DANAU TOBA INT' COTTAGE 
 12.00  Makan siang di resto om Akwang. 
 14.00 - 17.00  Main di hotel - Sewa speed boat ke Batu gantung + muter2 
 17.30  Istirahat 
 18.00   Balik hotel, mandi Istirahat / naik kapal ke Samosir 
 19.00 - 21.00  Makan malam di hotel ( Malam 1 di Parapat) 

Hari ke 4 : Kota Parapat

     Pagi2 kami sudah bersiap2 dan berangkat menuju kota Parapat - Danau Toba. Selain saya, istri dan anak kami Prity, keluarga bang Wandi yang ikut kak Sri dan anaknya Wulan.
Sebelum memasuki kota Parapat kami mampir sebentar di view Batu gantung untuk minum kopi, melepas lelah dan Foto2.



Minum kopi sambil melihat pemandangan Danau Toba
 
 

Tepat di bawah warung kopi adalah objek wisata Batu Gantung


Ity in action.....


Ity dengan latar pemandangan Danau Toba nan indah



Mung dan Ity dengan kaca mata hitamnya....



Mung dan Bude Sri in action....


 Kemudian kami menuju hotel Danau Toba Int Cottage untuk chek in dan istirahat. Saya sudah memesan 2 room cottage untuk kami 2 keluarga via Agoda sejak Juli 20014. Per malamnya Rp 584.000.

Room di cottage Danau Toba Int Cottage



Penampakan Danau Toba Int Cottage dari arah Danau/Ferry



Bersantai di tepian danau, di hotel Danau Toba Int Cottage



Ity Manyun di kamar......


Ity beraksi, pemandangan tepat di depan pintu kamar cottage


     Kamar Danau Toba Int Cottage terkesan tua dan usang. Untuk harga yang mencapai Rp 600 ribu permalam rasanya tidak worthed menginap di sini. Kelebihannya adalah : 1) Lokasi yang sepi dengan pemandangan teluk yang indah, 2) Pemandangan dari resto/kolam renang sangat ciamik.

     Setelah istirahat dan menaruh barang2, kamipun berjalan keliling kota Parapat. Bang Wandi sangat mengenal jalan2 kota ini, sehingga kami merasa aman dan nyaman. Akhirnya kami berhenti di pinggir Danau dan menuju kapal Ferry untuk menyebrang ke Pulau Samosir. Sebelum menyebrang kapal berkunjung untuk melihat batu gantung (yang ada legendanya......)

 

Kapal Ferry wisata yang membawa kita menuju Pula Samosir (pp)



Rombongan kami di dek atas kapal Ferry


Ity dan Bude Sri... Tongsis tidak pernah lupa !!





Batu gantung, batu legenda salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi di Parapat.
 


 Anak gadisku tersayang.....
 
 
     Sekitar 1/2 jam kamipun sampailah di Tomok, Pulau Samosir. Kak Sri segera menelpun kenalannya di sini. Tak lama seorang gadis menghampiri, yang ternyata kenalan kak Sri tadi. Dia menjadi guide kami selama di Pulau samosir.
 
 
 Ity berfoto bersama boneka patung Sigale2 yang misterius
 
 

Patung Sigale2 dan kuburan batu Raja Sidabitar
 


     Dari dermaga Tomok, kami berjalan kaki menuju makam Raja Sidabutar. sebelumnya kami sempat menonton pertunjukan tari Sigale2 terlebih dahulu. Cukup ramai yang menonton Tari Si gale2 ini, masing- masing rombongan membayar Rp 50.000. Patung Sigale2 ini ada legendanya. Menonton pertunjukannya sebenarnya agak membosankan, karena gerakan yang itu2 saja, hanya musiknya yang khas dan kencang bener.
Setelah menonton tarian Sigale2, kami menuju makam batu radja Sidabutar dan foto2 sejenak :


Foto bareng di depan makan batu raja Sidabutar


Tak lupa Narsis dulu dan ber tongsis ria......


     Tak lama, kamipun kembali ke dermaga dan menuju Ferry untuk kembali menuju ke kota Parapat. saat itu mendung dan gerimis sehingga suasana terasa dingin.


Naik kapal Ferry balik ke Parapat di tengah hujan gerimis 
 
 
     Sesampainya di Parapat kami membeli nasi bungkus di resto padang untuk makan malam, kemudian menuju hotel untuk istirahat. Malam itu kami makan nasi bungkus ramai2 dan istri yang dalam kondisi sakit, disuapin oleh Ity sambil tiduran :
 
 
Makan malam nasi bungkus Padang.....


Ity menyuapin mung yang sakit...... 
 
 
Hari ke 5 : Pulau Samosir
 
 
24-Des-14 Rabu         07.00   Sarapan (di hotel D Toba Int Cottage). (Pagi 1 di parapat) 
 09.00 - 10.00  Menuju penyeberangan Ajibata ke P Samosir (Ferry) bawa mobil 
 10.00 - 12.00  Main di Samosir + Makan siang 
 12.30  Chek in di Hotel : TOBA VILAGE INN HOTEL 
 14.00 - 16.00  Main di seputaran hotel 
 17.00  Balik hotel, mandi istirahat 
 20.00  Makan malam di hotel 
 
 
     Pagi hari cuaca cerah, kami menuju restoran untuk sarapan. Pemandangan dari restoran dan kolam renang sangat bagus, sehingga kami sempatkan untuk foto session :
 
 
Foto bareng saat sarapan di restoran


Pemandangan Danau dari kolam renang yang cantik....



Ity in action....


Pung juga tidak mau ketinggalan



Pasangan mesra abad ini, pakde Wandi dan Bude Sri


Ceria sepanjang masa 
 
 
     Jadwal hari ini adalah menyebrang ke Pulau Samosir. Kamipun membawa mobil menuju penyebrangan Aji bata. Setelah mengantri sekitar 1/2 jam kamipun mendapat tiket dan segera menuju ke dalam kapal Ferry. Antriannya lumayan lama, karena besok adalah hari Natal.
Mobil di parkir di dek bawah dan penumpang bisa naik ke atas untuk istirahat di dek atas yang ada restorannya.
 
 
Kapal Ferry yang membawa mobil kami ke Pulau Samosir 
 
 
Ity dengan latar belakang pelabuhan Aji Bata


Suasana di dek atas kapal Ferry 
 
 
      Malam ini kami berencana menginap di Toba Inn Cottage - Tuk tuk. Biaya menginap di sini adalah Rp 550.000 per malamnya. Dibanding Danau Toba Int Cottage, Toba Inn Cottage Tuk tuk menurut saya roomnya lebih bagus dan bersih. Sepertinya dikelola oleh warga Samosir yang suaminya warna negara asing.
Kami mendarat di Tomok dan segera mobil melaju menuju Tuk2 yang berjarak +/- 15 menit dari dermaga Tomok. Sempat kelewatan sedikit, akhirnya kamipun sampai di Toba Inn Cottage - Tuk2.
 
 
Hotel Toba Village Inn - Tuk Tuk 
 
 
 



Mung dan Ity ber foto session di halaman hotel Toba Village Inn - Tuk tuk
 
 

Resto Toba Village Inn 
 
 
     Kami sempat mencicipi makanan ringan kue2 dan minuman hangat di restonya yang cozy. Ternyata suaminya yang bule adalah pembuat roti/kue. Tapi ketika mata memandang deretan menu yang disajikan selera makan kami langsung drop melihat adanya Pork dalam menu (daging babi).
 
     Malam itu kami makan malam dengan bang Wandi keluar khusus membeli makanan padang/halal yang letaknya cukup jauh dari hotel kami. Sesudahnya kamipun isirahat dan tidur dengan nyenyak.
 
 
Hari ke 6. (Natal di Pulau Samosir)
 
25-Des-14 Kamis       6  06.00 - 07.00  Bangun, sarapan di : Toba Village Inn - Hotel. (Pagi 2 di Parapat) 
 Natal  07.00 - 09.00  Main dan foto2 di pantai depan hotel 
 09.00  Persiapan chek out 
 09.00  Chek out pagi, menuju ferry penyebrangan - Ke Parapat 
 10.00  Langsung menuju Parapat - Tongging 
 11.00  Sampai di Tongging, ke Simelem Merek (chek in) 
 12.00  Makan siang (nasi bungkus) 
 13.00 - 16.00  Jalan + Foto2 seputaran Simelem Merek 
 19.00  Nginap di hotel Simelem Merek 
 20.00  Dinner di Simalem Merek. Istirahat 
 
 
     Pagi2 kami sudah bangun dan bermain serta foto2 di pinggir hotel/danau toba. ternyata ada yang menyewakan speed boat dengan harga Rp 200.000 an selama 2 jam. Kamipun menyewa 1 buah speed boat, dan Prity bergaya foto2 :
 
 
Ity bermanuver menaiki Speed Boat 
 
 

 Berpose di atas Speed Booat
 
 
     Setelah puas foto2, dengan mengendarai speed boat tersebut, saya berboncengan dengan prity serta tukang perahu di belakang melaju sepanjang tepian pulau Samosir. Kami melihat2 pemandangan tepian Danau Toba di Pulau Samosir di pagi hari yang sepi dan cerah. Sebenarnya tukang perahu menawari kami perjalanan ke Batu Gantung di Parapat, tapi mengingat jarak yang jauh, sementara danau toba sangat dalam, saya menolak, sehingga  diputuskan mengantar kami ke kuburan/meja sidang batu Huta Siallagan, masih di daerah Tuk tuk - Ambarita.
 
 
Salah satu kompleks makam2 batu 
 
 

 Di kompleks kursi batu Huta Siallagan
 
 
 
 
     Puas melihat2 dan foto2, dengan masih mengenakan jaket pelampung akhirnya kamipun kembali menaiki speed boat untuk kembali ke penginapan, hotel Toba Inn Cottage.
 
 
Kamar di Toba Village Inn bagus dan bersih


 
Depan kamar Toba Village Inn dan menjelang menyebrang ke Parapat
 
 
     Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan menyebrang kembali menggunakan Ferry. Kami pun menuju pelabuhan Aji Bata Parapat. Sekitar 1 jam perjalanan di atas ferry sampailah kami di Ajibata. Mobilpun segera dipacu meninggalkan kota Parapat menuju destinasi berikut - Simalem Merek.
 
     Dari kota Parapat kami berbelok kiri di daerah jalan Pematang Purba - Parapat. Daerahnya sepi dan merupakan hutan2 sekunder. hanya sekali2 kami berselisih dengan mobil lainnya. Mulanya saya sempat was was melewati jalan ini, namun bang Wandi meyakinkan kami bahwa selama di jalan raya masih ada jalur kabel listrik, pasti masih ada kehidupan !!! 
Walaupun jalannya kecil tapi mulus, sementara di sebelah kiri terkadang terbentang pemandangan Danau Toba yang indah.
Sekitar 3 jam perjalanan, akhirnya sampailah kami di daerah Merek. Kebetulan Bang Wandi dulu sudah pernah ke Taman Simalem ini, sehingga mobilpun segera di arahkan ke Taman Simalem.
 
 
 
Pintu Gerbang taman Simalem Resort - Merek 
 
 
Peta lokasi taman simalem Resort 
 
 
Menjelang chek in di Taman Simalem
 
 

Lobby menuju kamar kami
 
 

     Setelah chek in, kami pun di antar menuju kamar kami menggunakan mobil golf. Letak kamarnya di lembah dan sangat privacy. Kamar yang kami tempati type Cinnamon, yang terdiri dari 2 kamar (untuk 6 orang), dilengkapi dapur dan ruang tamu/sofa. Rate kamar per malamnya 5 juta rupiah !!!
 
 
 Penampakan luar kamar kami, type Cinnamon
 
 
 
Suasana di dalam kamar kami, ruang tamu dan kamar tidur

 
     Setelah leyeh2 dan istirahat, kami putuskan untuk menghabiskan sore itu dengan berjalan2 seputaran Simalem Resort. Dari Lokasi kamar harus naik mobil lagi cukup jauh untuk melihat berbagai pemandangan indah Danau Toba dari ketinggian :
 
 
Ity di depan " Pearl of Lake Toba "
 
 
 
Ity with Mumung dan Pupung


Berfoto Ria


Selfie tidak ketinggalan 
 
 
 
Pemandangan yang sungguh menakjubkan


 
Ity dengan latar bukit Danau Toba dan kabut yang biru

 
 
Mbak Wulan in action....


Pakde mengacungkan jempol.... pemandangannya ciamiiiikkk......


Bersantai di resto dengan pemandangan danau Toba yang indah


Foto bareng..... 
 
 
     Setelah puas melihat2 Taman Simalem Resort, kamipun balik ke kamar dan bersiap2 untuk dinner. Ya.... biaya Rp 5 juta permalam sudah termasuk dinner dan breakfast untuk 6 orang.
 
 
Menjelang Dinner



It berkesempatan berpose bersama life band Batak's 
 
 
      Dinnernya tidak lah istimewa, menurut saya sangat sederhana, tapi cukup meriah karena dihibur oleh panggung yang menampilkan life music music2 khas Batak dan Natalan.
Setelahnya kami kembali ke kamar dan beristirahat.
 
 
Ngobrol, santai dan nge teh di dapur kamar kami 
 
 
Hari ke 7 : Simalem - Medan
 
 
26-Des-14 Jumat       7  06.00  Sarapan (hotel simerek) 
 06.30 - 09.00  Foto2 + jalan2 seputaran Simelem Merek  
 09.30  Persiapan chek out 
 10.00  Chek out dan Menuju kota Medan 
 11.00  Singgah di Berastagi (Main di bukit Gundaling : Naik kuda + beli buah/sayur) 
 12.00  (Shalat Jumat di Brastagi) 
 13.00 -15.00  Perjalanan - Medan (Singgah di Dewi/theme park) 
 15.30  Menuju hotel, chek in di hotel : JW MARRIOT - Medan 
 16.00  Keliling kota Medan 
   - Istana Maimun 
   - Bolu Meranti 
   - Dll 
 20.00 - 22.00  keliling malam di Medan (Makan malam + durian) 
 23.00  Istirahat 
 
 Paginya kami sarapan di hotel :
 
Berjalan menuju resto tempat breakfast


Suasana saat breakfast 
 
 
Siangnya sebelum chek out kami sempatkan sekali lagi mengelilingi Taman Simalem Resort, salah satunya menuju one tree hill. Bukit tertinggi dengan angin yang menderu2 :
 
 
 
Ity dengan latar Danau Toba yang indah


Mung dengan latar Danau Toba yang indah


Pung dengan latar Danau Toba yang indah


Angin yang menderu, membuat susana sangat dingin



 
Ity dan Mung berkibar2 ditiup angin kencang





We are in action..... 
 
 
Setelah berangin dan berdingin ria di one tree hill, kamipun menghangatkan diri dengan minum bandrek dan makan pisang goreng keju di resto :
 
 

Nge bandrek dulu untuk menghangatkan badan 
 
 
    kemudian siangnya kamipun chek out untuk menuju kota Medan. Kami sempat shalat Jumat di Berastagi sekaligus makan siang.
Menjelang Maghrib, akhirnya kamipun sampai di hotel JW Marriot Medan - Tempat kami berencana menginap malam ini.
 
 
Suasana kamar di JW Marriot Medan



Pesanan room service kami dan mung sedang santai


     Malamnya karena badan yang kurang fit, kami memutuskan untuk makan malam di kamar. Kamipun memesan room service, kwee Tiaw dan lontong medan yang kesohor.
Malam itu kami istirahat dengan nyenyak.


Hari ke 8. Perjalanan terakhir (Medan -Jakarta)


27-Des-14  Sabtu        8  06.00   Sarapan 
 07.00 - 08.00   Berenang 
 09.00   Persiapan packing barang 
 10.00   Chek out  
 10.00 - 14.00   Keliling kota Medan (Rumah kak Sri) 
 12.30   Makan siang di Ayam Goreng Pemuda - Beli oleh2 
 14.00   Ke toko Tip Top 
 15.00   Menuju Bandara 
 17.00   Sampai di Bandara Kuala Namu - Medan 
 18.00 - 20.25   Take off menuju Jkt 
 20.25   Sampai di Bandara S Hatta - Jakarta 
 21.00   Naik taxi ke Bekasi 
 23.00   Sampai di rumah - istirahat 

    
     Hari ini adalah hari terakhir kami di Sumatera utara. Pagi2 kami isi dengan berenang dan foto2 di kolam renang JW Marriot. Kolam renangnya di lantai atas dengan type infinity pool. Sambil berenang kita dapat melihat pemandangan kota Medan dari ketinggian :


Kolam renang Infinity pool JW Marriot


Ity di kolam renang JW Marriot - Medan




Ity in action di kolam renang


Ity dan mumung bersantai sejenak


Mung santai memandang kota Medan


     Tak lama kemudian bude Sri berkunjung ke hotel sambil membawa sarapan lontong Medan yang terkenal, pedas dengan kuah tauconya. Terima kasih budeeee.......
Setelah sarapan dan leyeh2 sejenak, akhirnya kamipun bersiap2 chek out. Kembali di jemput oleh pak de Wandi kami diantar membeli oleh2 Bolu gulung Meranti dan Bika ambon :


Ity di Bolu Meranti


     Untuk makan siang kami diajak makan siang Soto Medan. Dan karena pesawat kami berangkat jam 06 sore masih ada waktu untuk jalan ke Istana sultan Deli  Maimoon - Medan.







 
Kami di istana Maimoon


     Dari istana Maimoon, kami shalat terlebih dahulu di mesjid Raya Medan, sebelum akhirnya diantar ke Bandara Kuala Nammu. Bandara Kuala Nammu adalah Bandara baru yang cukup besar dan canggih, suasananya mirip2 di bandara Changgi - Singapura.
Pengaturan di bandara juga cukup tertib, ketika kami mencari porter di sini tidak ada porter ataupun calo, sehingga semua harus kita bawa sendiri, walaupun tidak ada masalah karena disediakan kereta dorong untuk membawa barang.
Akhirnya, sekitar pukul 18.00 kamipun take off dan meninggalkan Sumatera Utara, kembali menuju Jakarta. Home sweet home.....

     Kami balik ke Jakarta pada Sabtu,  tgl 27 Des 2015, dan beberapa hari sesudahnya kesehatan saya menurun, yang akhirnya seminggu kemudian menerima vonis harus  CUCI DARAH/HEMODIALISA oleh prof dr Suhardjono di RS Carolus - Jkt pada 06 Jan 2015.
Sampai saat ini saya menjalani cuci darah seminggu dua kali, tapi keinginan untuk terus jalan2 bersama keluarga tidaklah pupus. 
Kondisi GGK (Gagal Ginjal Kronis) membuat stamina dan kondisi saya cepat menurun. Tapi dengan segala keterbatasan, semangat saya tidak pernah pudar. Tiga bulan sejak vonis cuci darah, dengan CDL masih terpasang dileher, kami sekeluarga sudah jalan2 kembali ke Bali (Berikutnya akan saya ceritakan di blog ini) pada awal April sehubungan Hari ulang tahun saya 13 April. Walaupun akibatnya sepulang liburan akhirnya saya harus masuk /rawat inap di RS selama 1 minggu karena drop akibat kecapekan. Sehingga Ulang tahunnya dirayakan di bed HD RS Hermina Bekasi.

     Pertengahan Mei 2015 ini, kembali kami merencanakan perjalanan pulang kampung ke Padang/Payakumbuh (Kampung istri saya). Bukannya saya tidak kapok dengan pengalaman drop sepulang dari Bali, tapi belum tentu saya bisa melakukan perjalanan2 ini nantinya.

     Masih ada beberapa keinginan saya yang sangat ingin dilakukan yaitu :
1. Mendaki Gunung Semeru --> Target : sampai Ranu Kumbolo
2. Mendaki Gunung Rinjani
3. Liburan bersama keluarga ke New Zeland
4. Umroh

Insya Allah, sebelum ajal menjemput, semua keinginan dapat tercapai.