Pesawat yang saya tumpangi dari Jakarta adalah Batavia Air. Saya tidak menduga ternyata pesawatnya adalah pesawat Airbus 330 yang gede. Baris bangkunya saja ada 8 ( masing2 2 disisi jendela dan 4 di tengah). Serta kabinnya terbagi 3. Selama ini penerbangan domestik biasanya pesawat kecil (boeing).
Pesawat Batavia Air, type Air Bus yang gede
Di dalam kabin terdapat monitor TV, yang menunjukkan posisi lokasi pesawat
Begitu mendarat di bandara Sam Ratulangi Manado saya sudah dijemput oleh Bpk Michel, rekan kantor saya di cab manado.
Kota Manado terasa panas, mungkin karena letaknya yang dipinggir laut. Mayoritas penduduknya adalah beragama kristen, sehingga banyak terdapat gereja di sana.
Kota Manado, foto dari udara
Rumah makan dengan pemandangan pulau Manado Tua di kejauhan
Ikan bakar lezat dengan sayur dan sambal... nyammiii.....
Ini dia bubur manado, yg dimakan dengan tahu dan peyek rinuak
Makan bubur Manado, sambil disuguhkan alat musik Kulintang
Paginya saya juga sengaja mencari Bubur Tinutuan/Bubur Manado yang terkenal. Disebut bubur Tinutuan karena terdiri dari campuran berbagai macam bahan seperti : jagung, ubi, bayam, kangkung, mie dan kacang2 an. Menurut saya makanan ini sangatlah sehat.
Kota manado sendiri disebut kota Tinutuan yang berarti kota Manado penduduknya terdiri dari campuran berbagai suku bangsa yang ada di Sulawesi.
Kota Manado, kota Tinutuan
Setelah menyelesaikan tugas2 kantor, akhirnya saya menyempatkan diri mengunjungi beberapa tempat menarik di daerah Sulawesi Utara ini.
1. PATUNG MONUMEN JESUS MEMBERKATI
Berada di salah satu kompleks perumahan mewah di kawasan perbukitan kota manado. Patung ini berada di atas bukit seolah2 memberi berkat ke perumahan yang berada di bawahnya.
Patung Monumen Jesus memberkati yang megah
Perumahan2 yang berada di bawahnya
2. MAKAM TUANKU IMAM BONJOL
Tuanku Imam Bonjol yang beragama Islam dan berasal dari Sumatera barat dikuburkan di Manado karena beliau saat2 terakhir di buang dan diasingkan di manado.
Makam ini berada tak jauh dari kota manado arah ke Tomohon. Sayang sekali saya belum sempat berkunjung karena hari telah malam saat saya melewatinya.
3. KOTA TOMOHON
Dari Kota manado Tomohon sekitar 1,5 jam perjalanan. Kotanya dingin dan banyak bunganya (festival bunga Tomohon diadakan pada ). Saya menginap di Kawanua cottage . Dari penginapan kelihatan jelas gunung Lokkon yang berbentuk gundul dan bulat.
TFF (Tomohon Flower Festival) yang diadakan bulan Juli 2010
Jalan2 kota Tomohon yang penuh bunga
Gunung Lokkon, tepat di depan penginapan
Saya juga sempat mengunjungi daerah. Yang terkenal dengan kerajinan pembuatan rumah adat minahasa sistem knock down dan siap jual. Harganya 250 jt sampai 400 jt per unit rumah tergantung typenya. Itu belum termasuk ongkos kirim ke daerah yang diinginkan.
Show room rumah adat siap pakai (knock down)
Berkhayal punya rumah kayu seperti ini......
4. DANAU TONDANO
Dari Tomohon, perjalanan dilanjutkan ke danau Tondano yang jaraknya hanya sekitar 0,5 jam perjalanan. Saya mengunjungi kota Tondano, kotanya kecil dan sepi padahal Tondano adalah ibu kotanya Minahasa. Sepertinya kota Tomohon lebih ramai dibanding kota Tondano.
Danau Tondano yang tenang dan indah
Tepian danau Tondano dengan latar gunung Merapi
Mejeng di tepi danau
Di Tondano kami berkesempatan makan siang yang lezat di rumah ibu Mouna. Khas nya adalah ikan danau dan peyek ikan (kalau di Singkarak namanya rinuak). Dari Tondano kami menyusuri danau menuju ke Barat dan sempat berhenti di perisitirahatan yang berada di pinggir danau. Di sini ada kolam pemandian air panasnya.
Kolam renang air panas yang berada di tepi Danau Tondano
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Bukit Kasih.
5. BUKIT KASIH
Bukit kasih adalah suatu tempat yang mencerminkan keragaman dan toleransi beragama. Di bangun atas prakarsa Bpk. Di bagian bawah adalah lapangan, tempat parkir, sebuah tugu, daerah belerang, sumber air panas mendidih (dipakai warga untuk merebus telur dan jagung) dan ada kolam renang air panas juga.
Bukit kasih, di atasnya terdapat 4 rumah ibadah dari 4 agama.
Patung salib di perbukitan yang kelihatan dari jauh
Uniknya di atas bukit juga terdapat rumah ibadat dari 4 agama yang ada di Indonesia, yaitu : Mesjid, Gereja, Kelenteng dan Pura. Untuk naik ke atas bukit dibutuhkan stamina extra, karena harus melalui anak tangga yang cukup tinggi. Belum lagi aroma belerang yang kadang tiba2 menusuk searah hembusan angin.
Namun, ketika sampai di atas pemandangannya sangat indah.
Rumah ibadah di atas bukit, perhatikan ada patung wajah di sisi bukit
Pemandangan dari atas bukit
Foto2 di atas bukit
Bangunan masjid, salah satu rumah ibadah
Tangga terjal menuju puncak bukit
Prasasti pendirian Bukit kasih
Sumber air panas menggelegak, untuk merebus jagung
6. PULAU BUNAKEN
Setelah memesan kapal hari sebelumnya, pagi2 pukul 06.00 kami (berdua, saya dan pak Mychel) sudah menunggu di dermaga. Kami sengaja berangkat pagi, agar cuaca masih bersahabat dan angin sedikit (saya masih trauma peristiwa pecahnya kapal anggota DPR beberapa waktu yg lalu).
Untuk menuju ke pulau Bunaken ada 2 cara yaitu : 1. Menaiki kapal reguler, yang berangkat setiap jam 12 siang dan kembali besok harinya, harganya terjangkau. 2. Sewa kapal sendiri. Bisa langsung ke loket yang ada di pelabuhan atau nego dengan awak kapal yang banyak berada di pelabuhan.
Pelabuhan Manado, lokasi pecahnya kapal anggota DPR RI
Mulut pelabuhan
Kesibukan di Pelabuhan
Kapalnya tidak terlalu besar, walaupun terasa lapang karena isinya hanya berdua. Harga sewa kapal Rp 350.000 pp termasuk ongkos menaiki kapal kaca, dan menemani snorkling.
Perahu kami, menuju ke pulau Bunaken
Kapal melaju tenang meninggalkan pelabuhan Manado menuju P Bunaken. lama perjalanan sekitar 45 menit. Di depan kelihatan menjulang gunung yang berada di Pulau Manado tua. Ombak dan angin tenang.
Pada perjalanan pertama, sepanjang perjalanan saya bisa melihat ikan lomba2 yang mengikuti kapal. Kali ini tidak terlihat adanya lumba2 (mungkin agak siangan baru muncul).
Duduk santai di haluan kapal memandang pulau Manado Tua
Gunung di Pulau Manado Tua
Tak lama kamipun sampai di pulau Bunaken. Pulau Bunaken terletak tepat di depan kota Manado arah utara. Berdampingan dengan pulau Siladen dan pulau Manado Tua.
Pulau ini berbentuk memanjang, satu sisi adalah perkampungan penduduk, sedang sisi lain merupakan taman nasional.
Air laut di pulau Bunaken sangat jernih dan mempunyai banyak keaneka ragaman biota laut, disebabkan karena adanya arus hangat dari Pasific yang mengandung kadar garam tinggi. Adanya arus hangat ini mengandung banyak makanan dan disenangi oleh ikan2. Sedangkan arus dan kadar garam tinggi menyebabkan terjaganya kejernihan air sepanjang taman Laut Bunaken.
Foto udara, pulau Bunaken sebelah kanan, Manado Tua sebelah kiri
Penginapan yang berada di Pulau Bunaken
Seperti ini, kapal berlantai kaca
Kamipun melompat pindah ke perahu ini. Oleh awak perahu kotak kayu berkaca diturunkan dan kami dipersilahkan melihat melalui kaca di dalam kotak.
Kotak berkaca untuk melihat dasar laut
Melihat pemandangan dasar laut
Bisa melihat ikan2, karang dan jurang laut
Dermaga Pulau Bunaken
Promosi parawisata Bunaken
Kapal berlabuh di tepi pantai
Plang Taman Laut Bunaken
Di sekitar dermaga penuh dengan warung2 yang berjualan cindera mata. Kami bergegas bertukar pakaian dan menyewa peralatan snorkling. Harga sewa masker snorkling dengan kaki katak Rp 60.000. Kami juga memesan teh manis panas serta pisang goreng untuk menambah kesegaran badan.
Warung tempat meyewakan peralatan menyelam
Harga sewa sudah dipatok oleh pengelola setempat
Kamera bawah air, harga sewanya Rp 250.000
Masker snorkling ada beraneka warna
Baju selam, sewanya seharga Rp 50.000
Bersiap2 terjun ke laut
Begini nih, cara pemakaian masker snorkling
Air laut di sini sangat jernih dan bening, sehingga karang dan ikan2 kelihatan sangat jelas. jarak pandang juga sampai ratusan meter, sehingga kami dapat melihat jurang yang hanya berjarak sekitar 3-4 m dari titik penyelaman kami.
Air lautnya begitu jernih
Bagian yang dangkal begitu jernih, yang biru tua adalah jurang laut
Berenang mengapung mengejar2 ikan
Memang titik penyelaman yang tidak jauh dari pantai, kedalamannya hanya 1-1,5 m saja, tapi setelah itu adalah sebuah jurang yang sangat dalam, sehingga seperti dinding terjal di dalam laut.
Kelebihan taman laut bunaken adalah dinding terjal ini yang dipenuhi dengan keaneka ragaman karang dan ikan laut.
Kami snorkling di sekitar kapal, sambil menaburkan roti dan pisang goreng yang sudah dipersiapkan. Dan pemandangannya begitu menakjubkan. Ratusan ikan2 beraneka bentuk dan warna langsung mengerubuti kami. Bahkan ikan2 tersebut kelihatan tidak takut untuk menyentuh/mengigit kita. Hanya kalau kita yang berusaha menjangkau dia akan menghindar.
Senangnya ber snorkling ria
Snorkling, berarti harus mengapung2 di permukaan air
Kapal2 lain ikutan snorkling di titik penyelaman kami
Sayang saya tidak punya kamera bawah air, untuk merekam moment ini.
Saat bermain2 dengan ikan, dari arah jurang kami melihat gelembung2 udara, yang berarti ada rombongan penyelam yang berada di dalam jurang.
Mulanya kami tidak berani mendekat ke bibir jurang, karena takut tertarik arus terjun ke jurang yang dalam. Apalagi saya tidak bisa berenang.
Tapi setelah pak, pemandu kami meyakinkan bahwa kalau pakai pelampung tidak apa2. Akhirnya kami memberanikan diri berjalan menuju bibir jurang. Kemudian mengapung di atas jurang.
Pemandangan ke bawah ternyata sangat luar biasa. Kalau tadi hanya ikan2 kecil beraneka warna yang kelihatan, di dalam jurang ratusan ikan besar2 berseliweran. Hanya kita tidak bisa mendekat dan menyentuhnya. Bahkan ada ikan pari yang berenang cukup dekat dengan saya mengapung.
Sementara kami melihat sekitar 3 orang penyelam berada jauh di bawah jurang. kadang kelihatan kadang menghilang, hanya gelembung2 nya saja yang pasti kelihatan naik ke atas.
Kami melakukan snorkling sekitar 1,5 jam. Karena sudah puas dan badanpun sudah kedinginan kami balik ke kapal, dan kapalpun segera balik kembali ke dermaga.
Capek selesai snorkling, balik ke dermaga Bunaken
Di dermaga saya membeli kaos dan souvenir untuk di bawa pulang sebagai oleh2. Kemudian kami memesan kelapa muda dan mie telur instan. Nikmat sekali, makanan hangat dan kelapa muda setelah capek snorkling.
Makan kelapa muda dulu, untuk memulihkan tenaga
Dermaga Bunaken sudah mulai ramai
Tempat duduk2 sambil santai di depan dermaga
Tersedia berbagai macam makanan, sesuai selera
Foto 2 dulu (1)
Foto 2 dulu (2)
Jalan2 sepanjang pantai
Foto 2 dulu (3)
Sekitar pukul 11.00 kami bersiap2 balik ke Manado, karena saya harus mengejar penerbangan pulang, dengan pesawat jam 15.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar