Senin, 04 Mei 2015

JALAN2 PENDERITA GGK

KE PULAU DEWATA - BALI

  
     Pada Rabu, 01 April 2015 kami sekeluarga berkesempatan liburan ke Pulau Bali - Pulau dewata. Sebenarnya liburan ini hampir saja batal disebabkan saya di vonis Gagal Ginjal, sehingga harus cuci darah.
Paket liburan bermula dari penawaran Accor Vacation yang memberikan harga khusus untuk menginap di Novotel Nusa Dua / Novotel Benoa - Bali. Harga kamar yang seharga Rp 750.000 - Rp 1.200.000 per malamnya di bandrol hanya Rp 400.000 untuk 2 - 5 malam !!
Saya yang tertarik, sudah menyetujui aplikasinya sebelum Des 2014 (sebelum di vonis GGK), sehingga sesudah saya di vonis GGK, sempat terjadi keraguan kami, apakah kami masih dapat melakukan liburan ke luar kota.....

     Tapi akhirnya dengan beberapa pertimbangan, akhirnya kami tetap melanjutkan liburan ke pulau Dewata ini, pertimbangannya al :
1. Aplikasi sudah terlanjur saya setujui dan transfer pembayaran, cancel berarti batal !!
2. Keinginan untuk berlibur bersama keluarga, setelah selama 3 bulan (Jan - Feb - Maret) berkutat terus di RS.
3. Ingin menunjukkan bahwa pasien GGK masih dapat hidup normal
4. Untuk jadwal cuci darah, tetap dapat melalui BPJS dengan mengurus surat traveling --> Jadwal cuci darah bisa tetap saya lakukan di RSUD Badung - Bali.

     Akhirnya Rabu malam, 01 April 2015 (siangnya saya jadwal cuci darah dulu di RS Hermina - Bekasi), kami pun berangkat pukul 09.40 malam dengan Air Asia.



Menjelang keberangkatan di terminal 3 Bandara Soetta


     Kami sampai di Bandara Ngurah Rai Denpasar pada tengah malam pukul 01.30. Untung saja oleh pihak Accor Hotel telah disediakan penjemputan, sehingga dari bandara kami langsung menuju Novotel Benoa, chek in dan langsung tidur istirahat.

     Paginya Kamis, 02 April 2015, pagi2 kami sudah bangun dan sarapan, karena jadwal pagi ini adalah penjemputan oleh pihak Kapal selam " Bali Odissey Sub marine ".




Sarapan pagi di Novotel Benoa


     Pukul 08.00 mobil jemputan sudah tiba, dan kami langsung dibawa menuju Pelabuhan Labuan Amuk - Karang Asem - Bali yang jaraknya +/- 2 jam dari Benoa. Perjalanan melewati jalan tol Bali baru yang melewati laut !!



Jalan Tol Bali yang "menyebrangi" laut


Sekitar pukul 10.30 sampailah kami di base camp "Bali Odissey". Berada di sebuah teluk di perkampungan. Base camp yang berada di tepi laut itu berupa kantor dengan ruang makan terbuka di sampingnya. Setelah mendaftar, kami diminta menunggu di resto terbuka tsb. Beberapa peserta mulai berdatangan, yang beberapa diantaranya warga negara asing.



Restoran tempat kami menungggu







Sambil menunggu, kami sempatkan untuk berfoto2 ria terlebih dahulu.



Tiket Odyssey  sub marine dan minuman jus selamat datang
 
 
 
     Tak berapa lama, tibalah saatnya keberangkatan menuju kapal selam. Kami diminta untuk menanggalkan alas kaki (Sepatu/sendal), kemudian mengenakan pelampung yang disediakan.
 

 
Bersiap2 memakai pelampung 


     Setelah mengenakan pelampung, kami diajak menuju ke tepi pantai dan menaiki perahu yang sudah disediakan. Karena jumlah pesertanya cukup banyak, harus dengan beberapa buah kapal.




 
Suasana menjelang naik ke atas kapal/perahu


Suasana di atas perahu



Ponton yang kami temui di perjalanan menuju kapal selam



Ini dia Kapal Selam Odessey... !!!
 
 
     Setelah perjalanan tidak sampai lima menit, sampailah kami di kapal selam Odessey !! Sebelumnya kami berkumpul digeladak dan diberi pengarahan serta pengenalan oleh kapten kapal. Kemudian dilakukan foto bersama, yang di foto dari perahu.
 
 
 
 
     Kapal selam ini dapat menampung +/- 20 an penumpang. Berikut suasana di dalam kapal selam.
 
 



 





     Malamnya kami berkunjung, sekalian makan malam di rumah om nya Prity, Om Ade. Villa kecil dengan kolam renang yang terletak di daerah Legian - Bali. Kami makan dengan menu pepes ikan mas, yang merupakan oleh2 nenek Prity dari jakarta, serta sambal jengkol kesukaan om Ade.





    Pagi harinya, kami sarapan di halaman belakan hotel yang tepat menghadap ke pantai. Kamipun kembali narsis dan melakukan beberapa foto sesion :














 
     Siang ini jadwalnya adalah keliling kota Denpasar. Tujuan pertama pantai Kuta, karena Prity ingin melihat2 KUTA BEACH WALK.
 










     Dari Kuta Beach Walk, kami menyeberang menuju pantai Kuta yang merupakan trade mark nya Bali. Di sini kami berjemur, tiduran dan pijat di pantai. Saat selesai, ternyata tiduran di bawah payung pantai Kuta dikenakan biaya Rp 100.000 per kursi !!! Dengan males, saya menyerahkan Rp 100.000 utk  biaya 2 kursi yang kami pakai.










     Karena hari sudah siang dan perutpun sudah keroncongan, kamipun segera mencari makan siang di Nasi Pedas.





     Sorenya kami balik ke hotel dan istirahat, karena kondisi badan saya yang kurang sehat. Malam itu kami hanya tiduran di hotel dan tidak keluar kamar.
Paginya setelah sarapan, kami kembali mengantar Prity ke rumah om nya. Hari ini adalah Sabtu di mana saya harus jadwal cuci darah. Saya sudah didaftarkan untuk cuci darah traveling di RSUD Badung. Sesudah mengantar Prity, saya dan istri menuju ke RSUD Badung yang berjarak +/- 1 jam dari Denpasar.
Di RSUD Badung saya HD dari siang s/d sore ditungguin oleh istri. Kondisi yang agak drop mengakibatkan saya harus muntah beberapa kali saat HD.

     Sementara Prity diajak jalan oleh Om Ade dan istrinya Tante Lia serta anak mereka Marco. Mereka hang out di Warung Made serta




     Hari minggu bertepatan dengan hari Paskah, sehingga saat sarapan tersedia telur2 berwarna warni.








Kami menyempatkan diri singgah di pusat oleh2 mukenah Bali, karena istri akan memberi oleh2 ke beberapa kolega kami.



    
     Setelah membeli oleh2, kami menuju pantai Pandawa. Baru kali ini kami mengunjungi Pantai pandawa ini. Bagi yang pernah nonton film Street Society, pantai inilah lokasinya.












Dari pantai Pandawa kami menuju ke Pura Uluwatu untuk mengejar melihat Sun set sore itu. Sebelumnya singgah dulu di





     Di Pura Uluwatu, karena kondisi yang kurang fi, saya hanya tiduran di mobil. Prity dan mamahnya masuk dan berjalan2 serta berfoto2 di Pura Uluwatu yang menakjubkan.










     dari Pura Uluwatu hari sudah gelap, kamipun menuju Jimbaran untuk makan malam. Makan malam sea Food di pantai Jimbaran memang mempunyai nuansa tersendiri.










   
     Selesai makan malam di jimbaran, kamipun diantar menuju Bandara, karena pesawat kami siap berangkat menuju Jakarta malam itu. Demikianlah cerita perjalanan keluar kota pertama saya setelah divonis gagal ginjal dan harus cuci darah.

2 komentar:

  1. Halo, Pak Cecep.

    Bapak saya (55 tahun) baru2 ini divonis dokter mengalami gagal ginjal dan harus HD 2x seminggu.

    Hal yg paling sedih bagi saya adalah kemungkinan Bapak saya tidak bisa melaksanakan ibadah haji/umrah.

    Meski begitu, saya memang belum mencari informasi terkait pelaksanaan haji bagi pasien HD.

    Apakah Pak Cecep, memiliki rencana untuk naik haji/umrah? Apabila iya, apakah memungkinkan dari sisi regulasi ataupun kondisi?

    Semoga Bapak dan keluarga selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  2. Halo juga pak...

    Mengenai ibadah haji/umrah bagi pasien GGK memang sepengetahuan saya regulasi pemerintah sejak 2017 adalah dilarang.
    Tapi, saya pernah dengar ada biro umrah yang memfasilitasi cuci darah jika pergi Umrah. Tapi saya juga belum jelas biro umrohnya apa.
    Sesuai ajaran agama kita, tidak harus Bapak yang berangkat Haji/umrah.... bisa duwakilkan, dan pahalanya untuk Bapak.
    Terima kasih atas doanya ya pak....

    BalasHapus